Floppy disk, atau yang sering disebut disket, merupakan salah satu ikon teknologi yang mendefinisikan era komputasi personal pada akhir abad ke-20. Meskipun kini telah tergantikan oleh media penyimpanan yang lebih modern seperti USB flash drive dan cloud storage, floppy disk memainkan peran krusial dalam evolusi teknologi informasi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah lengkap, fungsi teknis, dan perkembangan floppy disk dari masa kejayaannya hingga menjadi relik teknologi yang dikoleksi oleh para penggemar retro.
Sejarah floppy disk dimulai pada tahun 1967 ketika IBM mengembangkan media penyimpanan fleksibel pertama untuk sistem mainframe mereka. Alan Shugart, seorang insinyur IBM, memimpin tim yang menciptakan disket 8 inci pertama dengan kapasitas hanya 80 kilobyte. Media penyimpanan ini disebut "floppy" karena sifatnya yang fleksibel dan mudah dibengkokkan, berbeda dengan hard disk yang kaku. Pada tahun 1970-an, floppy disk menjadi semakin populer dengan diperkenalkannya versi 5¼ inci yang memiliki kapasitas hingga 1.2 megabyte, menjadikannya media standar untuk komputer personal seperti Apple II dan IBM PC.
Fungsi utama floppy disk adalah sebagai media penyimpanan data portabel yang dapat dibaca dan ditulis berulang kali. Setiap disket terdiri dari cakram magnetik tipis yang dilapisi bahan ferromagnetic, dilindungi oleh casing plastik persegi. Data disimpan dalam bentuk track dan sector pada permukaan magnetik, dengan head baca/tulis pada floppy drive yang mengakses data saat disket berputar. Kapasitas penyimpanan floppy disk berkembang dari 360KB pada disket 5¼ inci double-density hingga 1.44MB pada disket 3½ inci high-density yang menjadi standar pada 1990-an.
Perkembangan floppy disk mencapai puncaknya pada 1980-an dan awal 1990-an, ketika hampir setiap komputer personal dilengkapi dengan floppy drive. Disket 3½ inci yang diperkenalkan Sony pada 1981 menjadi standar industri berkat casing plastik kerasnya yang lebih tahan lama dibandingkan versi 5¼ inci. Namun, dengan munculnya teknologi penyimpanan yang lebih maju seperti CD-RW, Zip drive, dan akhirnya USB flash drive pada akhir 1990-an, popularitas floppy disk mulai menurun. Pada 2011, Sony menghentikan produksi floppy disk, menandai akhir era media penyimpanan ikonik ini.
Meskipun floppy disk telah usang dalam penggunaan sehari-hari, warisannya tetap hidup dalam beberapa aspek. Simbol "save" pada banyak aplikasi komputer masih menggunakan ikon floppy disk, menunjukkan pengaruh budaya yang mendalam. Selain itu, beberapa sistem warisan di bidang industri, pemerintah, dan avionik masih menggunakan floppy disk karena kompatibilitas dengan perangkat lama. Bagi kolektor dan penggemar retro, floppy disk menjadi bagian dari nostalgia teknologi yang merepresentasikan era ketika komputasi personal masih dalam tahap perkembangan.
Dalam konteks perkembangan perangkat keras komputer, floppy disk berbagi timeline dengan berbagai komponen penting lainnya. Sementara floppy drive menjadi standar untuk media penyimpanan portabel, slot indonesia resmi berkembang sebagai antarmuka ekspansi untuk menambahkan kartu tambahan pada motherboard. Perangkat input seperti mouse dan keyboard mengalami evolusi paralel, dengan mouse mekanis awal yang menggunakan bola karet berkembang menjadi mouse optik dan laser modern. Demikian pula, kamera komputer (webcam) yang awalnya merupakan perangkat terpisah kini terintegrasi dalam kebanyakan laptop dan monitor.
Sistem pendingin laptop juga mengalami transformasi signifikan selama masa kejayaan floppy disk. Dari kipas sederhana dengan heatsink tembaga kecil, sistem pendingin modern menggunakan heat pipe, vapor chamber, dan kipas dengan kontrol PWM untuk mengatur suhu prosesor yang semakin panas. Perkembangan ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan daya komputasi yang menggeser fokus dari media penyimpanan portabel ke performa sistem secara keseluruhan. Kabel dan konektor juga berevolusi dari standar paralel dan serial ke USB, Thunderbolt, dan HDMI yang mendukung transfer data berkecepatan tinggi.
Switch jaringan, yang awalnya merupakan perangkat enterprise mahal, menjadi terjangkau untuk pengguna rumahan seiring dengan berkembangnya jaringan Ethernet dan Wi-Fi. Peralihan dari jaringan berbasis disket (seperti LANtastic yang menggunakan disket untuk berbagi file) ke jaringan berbasis kabel dan nirkabel menandai perubahan paradigma dalam berbagi data. Colokan listrik dan adaptor daya juga menjadi lebih standar, mengurangi ketergantungan pada konfigurasi khusus untuk setiap perangkat, berbeda dengan floppy drive yang memerlukan kontroler khusus pada motherboard.
Warisan floppy disk paling terasa dalam konsep penyimpanan data portabel. Meskipun kapasitasnya sangat terbatas dibandingkan standar modern, floppy disk memperkenalkan gagasan bahwa data dapat dengan mudah dipindahkan antar komputer. Konsep ini berkembang melalui Zip drive, CD-RW, dan mencapai puncaknya dengan USB flash drive yang dapat menyimpan data ribuan kali lebih banyak dalam paket yang lebih kecil. Cloud storage mengambil konsep ini lebih jauh dengan menghilangkan kebutuhan media fisik sama sekali, memungkinkan akses data dari mana saja dengan koneksi internet.
Dari perspektif teknis, floppy disk menggunakan teknologi yang relatif sederhana namun efektif untuk masanya. Head baca/tulis mengambang sangat dekat dengan permukaan disk (sekitar 3 mikrometer) untuk mendeteksi perubahan magnetik. Kecepatan rotasi standar adalah 300 RPM untuk disket 5¼ inci dan 300 atau 360 RPM untuk 3½ inci, dengan transfer data sekitar 30-60 kilobyte per detik. Proteksi tulis pada disket 3½ inci menggunakan slider plastik kecil, sementara disket 5¼ inci menggunakan notch yang dapat ditutup dengan pita. Fitur-fitur ini, meskipun primitif menurut standar sekarang, merepresentasikan solusi ingenius untuk masalah penyimpanan data pada era tersebut.
Bagi mereka yang tertarik dengan teknologi retro, floppy disk tetap menjadi subjek yang menarik untuk dipelajari dan dikoleksi. Beberapa pengembang bahkan menciptakan emulator floppy drive yang memungkinkan disket dibaca melalui USB, melestarikan data dari sistem lama tanpa memerlukan perangkat keras asli. Museum teknologi di seluruh dunia memamerkan floppy disk sebagai bagian dari sejarah komputasi, sering kali bersanding dengan perangkat kontemporer seperti monitor CRT, keyboard mekanis awal, dan printer dot-matrix. Dalam konteks ini, floppy disk bukan hanya media penyimpanan, tetapi artefak budaya yang menceritakan kisah evolusi teknologi.
Dalam dunia yang semakin digital, memahami teknologi seperti floppy disk membantu kita menghargai kemajuan yang telah dicapai. Dari disket 8 inci dengan kapasitas 80KB hingga microSD card yang dapat menyimpan 1 terabyte, perkembangan media penyimpanan mencerminkan percepatan inovasi teknologi. Floppy disk mengajarkan pentingnya kompatibilitas, portabilitas, dan standarisasi - pelajaran yang masih relevan dalam pengembangan teknologi saat ini. Meskipun tidak lagi digunakan, prinsip-prinsip yang dikembangkan untuk floppy disk terus mempengaruhi desain media penyimpanan modern.
Kesimpulannya, floppy disk mewakili bab penting dalam sejarah komputasi yang menghubungkan era mainframe dengan revolusi komputer personal. Perjalanannya dari teknologi mutakhir menjadi relik museum mencerminkan siklus hidup yang cepat dalam dunia teknologi. Sebagai media penyimpanan pertama yang benar-benar portabel dan terjangkau untuk pengguna rumahan, floppy disk membuka jalan bagi budaya berbagi file dan perangkat lunak yang mendefinisikan komputasi modern. Meskipun telah digantikan oleh teknologi yang lebih efisien, warisan floppy disk tetap hidup dalam antarmuka pengguna, terminologi teknis, dan memori kolektif generasi yang tumbuh bersama bunyi khas floppy drive yang sedang bekerja.